I.
Pendahuluan
Keberhasilan media penyiaran sangat
ditentukan oleh kemampuan pengelolanya dalam memahami audiennya. Dalam hal ini, audien dipahami dengan menggunakan
pendekatan ilmu pemasaran karena audien adalah konsumen yang memiliki kebutuhan
terhadap program (produk). Pada makalah
ini akan dibahas mengenai segmentasi audien, target audien, positoning program
dan media penyiaran serta perilaku audien.
Mengetahui secara persis apa
kebutuhan audien merupakan hal yang penting, tidak sekedar menghadirkan acara dengan
materi atau kemasan baru namun
isinya tetap yang lama. Media penyiaran memiliki tanggung jawab sosial untuk
menjaga moralitas
masyarakat karena media ini menggunakan frekuensi siaran yang menjadi domain
publik. Tema-tema kekerasan, seks, dan mistik mudah sekali dieksploitasi
sebagai tayangan yang mengumbar selera rendah.
Tugas dan tangggung jawab pengelola
program televisi adalah menyajikan tayangan acara yang baik, bertanggung jawab,
dan disukai masyarakat. Hal terakhir
inilah yang menjadikan para pengelola program perlu berpikir dan meneliti
secara saksama bagaimana program
yang
perlu dibuat namun tetap disukai oleh audien.
Stasiun penyiaran swasta bersifat
komersial dan
bertujuan mengejar keuntungan. Disini, pemasangan iklan berkeinginan untuk menjangkau
sebanyak mungkin audien atau mungkin audien khusus. Di negara maju, penayangan
pertandingan golf yang merupakan olah raga masyarakat kelas atas merupakan
kesempatan yang bagus untuk mengiklankan mobil-mobil mewah dan barag-barang
mahal lainnya.
Persaingan media penyiaran pada
dasarnya adalah persaingan merebut perhatian audien, maka pengelola stasiun
penyiaran harus memahami siapa audien mereka dan apa kebutuhan mereka. Dalam
era persaingan dewasa ini setiap media penyiaran harus memiliki strategi yang
jelas dalam merebut audien. Strategi merebut audien adalah sama saja dengan
strategi pemasaran (marketing) dalam arti yang luas. Audien adalah pasar, dan
program yang disajikan adalah produk yang ditawarkan.
Ketika seseorang memiliki rencana
untuk membuka media penyiaran di suatu wilayah atau daerah, maka ia harus
memiliki strategi yang disusun sejak awal. Dengan demikian, pemilik dan
pengelola media penyiaran harus memiliki strategi pemasaran untuk dapat merebut
pasar yaitu audien.
Strategi penyiaran jelas dibutuhkan
dalam mendirikan media penyiaran. Pertanyaan pertama yang harus dijawab tentu
saja media penyiaran apa yang akan dipilih, apakah radio atau televisi. Apakah
sudah ada kompetitor didaerah itu, siapa audien yang akan diraih, dan
seterusnya. Semua pertanyaan ini merupakan bagian strategi pemasaran media penyiaran. Namun demikian, strategi pemasaran tetap
dibutuhkan ketika media penyiaran itu telah berjalan, misalnya dalam menyusun
program yang akan disiarkan setiap harinya.
Strategi merebut pasar audien
terdiri dari serangkaian langkah yang berkesinambungan yang menurut Kottler
(1980) terdiri atas tiga tahap yaitu segmentasi, targeting dan positioning.
Segmentasi audien pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur
audien. Sedangkan targetting atau target audien adalah persoalan bagaimana
mamilih, menyeleksi atau menjagkau audien sasaran.
Setelah audien sasaran dipilih,
maka proses selanjutnya adalah melakukan
positioning,
yaitu suatu strategi untuk masuk kedalam otak audien. Positioning biasanya tidak menjadi
masalah dan tidak dianggap penting selama tingkat persaingan media penyiaran
tidak begitu tinggi. Positioning baru akan menjadi penting bilamana persaingan
sudah tinggi.[1]
II.
Rumusan
Masalah
A. Segmentasi
Audiens
B. Manfaat
Segmentasi Audiens
C. Segmentasi
Demografis
D. Segmentasi
Geografis
E. Segmentasi
Psikografis
III.
Pembahasan
A. Segmentasi
Audiens
1. Proses
untuk mengelompokan audience ke dalam kotak yang homogen.
2. Pengelola
media penyiaran harus memilih satu/beberapa audience saja.
Konsep dalam mengembangkan bisnis penyiaran, Melayani audience:
a. secara
lebih baik,
b. komunikasi
yang persuasif/memengaruhi,
c. memuaskan
keinginan & kebutuhan
audience.
Segmentasi
audience tidak diperlukan jika: struktur pasar bersifat monopolistic. Merupakan
satu-satunya yang ada di daerah tersebut (contoh TVRI era 90-an)
Dalam
media penyiaran televisi audience adalah pasar, sedangkan program adalah
produk/barang. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebelum memasuki suatu
segmen:
·
Segmen cukup besar: agar menjamin
kontinuitas produksi program & pemasang iklan
·
Daya beli: populasi besar belum tentu
daya belinya besar.
·
Dapat dibedakan: setiap acara yang
ditayangkan harus ada yang beda.
·
Pesaing lain: stasiun tv lain harus
diperhatikan. Misal program talkshow komedi X tidak mau head to head dengan
“bukan 4 mata”
·
Dapat dijangkau: segmen yang baik harus
dapat dijangkau, media penyiaran harus dapat menjangkau segmen yang dimaksud.[2]
Media
penyiaran harus menentukan segmentasi audien yang akan ditujunya, dalam proses
pemasaran, segmentasi ini tidak berdiri sendiri, segmentasi merupakan
satu kesatuan dengan targetting dan positioning. Targeting atau menetapkan
target audien adalah tahap selanjutnya dari analisis segmentasi.
Produk
dari targetting adalah target audien yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan
iklan. Segmentasi pasar audien adalah suatu konsep yang sangat penting dalam memahami
audien penyiaran dan pemasaran program. Eric Berkowitz dan rekannya
mendefinisikan segmen pasar sebagai “dividing up market into distinct groups
that (1) have common needs and (2) will respond similarly to a market acion”. (membagi
suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas yang
(1) memiliki kebutuhan yang sama dan (2)
memberikan respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran).
Dengan demikian, jika ditinjau dari prespektif audien
penyiaran, maka segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk mebagi-bagi
atau mengelompokkan audien kedalam kotak-kotak yang lebih homogen.
Khalayak
audien umum memiliki sifat yang heterogen, maka akan sulit bagi media penyiaran
untuk melayani semuanya. Oleh karenannya harus dipilih segmen-segmen audien
tertentu saja dan meninggalkan segmen lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih
itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok
dengan kemampuan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Pengelola
program penyiaran harus memilih satu atau beberapa segmen audien saja yang
memiliki karakter atau respons yang sama dari seluruh penduduk Indonesia.
Dengan memahami siapa audiennya maka praktisi penyiaran dapat menentukan
bagaimana cara menjangkaunya, program apa yang dibutuhkan, dan bagaimana
mempertahankan audien dari program pesaing.
Perusahaan
praktis harus memilih segmen mana yang ingin dikuasai dan untuk itu harus
dikuasai secara jelas siapa audiennya. Misalnya, bagaimana kelas sosial ekonomi
audien dan program seperti apa yang mereka inginkan. Pengelola program
penyiaran harus memahami kebutuhan audien dalam upaya untuk dapat mendesain
program yang dapat memenuhi kebutuhan mereka secara efektif. Identifikasi
audien dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan sejumlah audien yang memiliki
gaya hidup, kebutuhan,
dan kesukaan yang sama[3]
·
Target Audience
Adalah sekumpulan
individu sebagai potensi yang akan kita jadikan target penjualan.
Cara-cara dalam
menidentifikasi Target Audience
ü Segmentasi
Geografis
Pembagian berdasarkan wilayah: Kota, Negara,
Propinsi, Desa, dll.
ü Segmentasi
Demografis
Dibagi menjadi beberapa kelompok variabel
demografis, diantaranya adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,
strata sosial, dll.
ü Segmentasi
Psikografis
Lebih dikaitkan dengan gaya hidup (Life Style).
Dalam menentukan target haruslah
tepat, sehingga target audience yang dituju semakin jelas dan fokus. Semakin
jelas mengetahui target audience yang dituju,
dengan mudah kita dapat menentukan strategi yang sesuai sehingga menarik
perhatian target audience yang dituju.
Dalam jaringan periklanan konsumen
merupakan target audience yang harus dicermati dengan seksama karena kepada
merekalah iklan itu dikomunikasikan. Terdapat perbedaan kelompok konsumen
sehingga konsep iklan pun seharusnya berbeda untuk kelompok konsumen yang
berbeda.
Cara memperlakukan target audience
adalah dengan consumer insight, merebut hati dengan komunikasi yang tepat.
Berikut ada beberapa cara.
Ø In-depth
Selalu ingin tahu apa yang
dilakukan target audience, kebiasaan mereka
menggunakan produk yang kita iklankan, keputusan yang mempengaruhi
mereka sehingga membeli produk kita, dll. Sehingga kita benar-benar mengenali
target kita.
Ø Focus
group discussion
Memilih responden yang bias
mewakili target , melakukan wawancara in depth dengan mereka.[4]
B. Manfaat
Segmentasi Audiens
C. Segmentasi Demografis
Segmentasi
audien berdasarkan demografi pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan
berdasarkan peta kependudukan, misalnya: usia, jenis kelamin, besarnya anggota
keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat
penghasilan, agama, suku, dan sebagainya. Semua ini disebut
dengan variabel-variabel demografi. Data demografi dibutuhkan antara lain untuk
mengantisipasi perubahan- perubahan audien menyangkut bagaimana media penyiaran
menilai potensi audien yang tersedia dalam area geografi yang dapat dijangkau.
Praktisi pemasaran perlu memahami
data demografi yang terkait
dengan strategi iklan ini agar dapat menentukan media penyiaran yang paling
sesuai dengan kebutuhan audiennya. Media penyiaran yang menyediakan program
yang cocok atau program yang yaang dibutuhkan pemasang iklan untuk menyampaikan
pesan iklannya berpeluang untuk mendapatkan iklan yang lebih besar.
Selain itu, segmentasi audien
berdasarkan data demografi dibutuhkan untuk mengambil keputusan manajerial.
Misalnya, stasiun televisi menggunakan data demografi untuk membuka pemancar
(transmisi) baru.[5]
D. Segmentasi
Geografis
Segmentasi ini membagi khalayak
audien berdasarkan jangkauan geografis. Pasar audien dibagi-bagi kedalam
beberapa unit geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah negara,
provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan. Pemasang iklan media
penyiaran menggunakan segmentasi geografis ini karena konsumen terkadang
memiliki berbelanja yang berbeda-beda yang dipengaruhi lokasi dimana mereka
tinggal. Para penganut segmentasi ini percaya setiap wilayah memiliki karakter
yang berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh karenanya setiap wilayah di suatu
negara perlu dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakternya.[6]
Dalam
segmentasi demografis kita membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan
variabel umur, besar kecilnya keluarga, siklus kehidupan, gender, penghasilan,
pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan dan status sosial.
Membagi
pasar ke dalam kelompok-kelompok sejenis berdasarkan variabel demografi. Variabel
demografi adalah variabel paling disukai oleh para pemasar untuk dijadikan
dasar segmentasi. Pertama, kebutuhan dan perilaku pembelian umumnya dipengaruhi
oleh variabel demografi. Kedua, variabel ini relatif juga mudah diukur karena
setiap negara umumnya memiliki data-data demografi. Walaupun kita
mendefinisikan pasar tanpa menggunakan istilah demografis (misalnya kita
menggunakan variabel karakter/kepribadian), kita mungkin perlu menengok kembali
ke demografis supaya bisa memperkirakan besar ukuran pasar dan media apa yang
paling baik digunakan untuk bisa menyasar segmen tersebut.
Faktor-faktor yang dapat
dipergunakan untuk segmentasi geografis:
·
Usia: di bawah 6 tahun & 6 sampai 11
tahun, 12 sampai 17 tahun, dll.
Produsen susu anak-anak seperti
susu bendera membagi segmennya berdasarkan usia 1- 3 tahun, 4- 6 tahun dan lain-lain.
Mereka kemudian meluncurkan susu bendera 123 untuk usia 1 sampai 3 tahun dan
susu bendera 456 untuk usia 4 sampai 6 tahun.
·
Life
Cycle: anak-anak balita, anak-anak di bawah 6 tahun, anak SD, ABG, remaja,
pemuda, orang tua, dll.
Sekalipun
masih berpatokan pada usia, segmentasi juga dapat dilakukan mengikuti siklus
hidup manusia. Radio dapat dibagi berdasarkan segmen
remaja, pemuda dan pekerja. Radio Prambors misalnya menyasar segmen remaja di
tingkat SMA, Hard Rock menyasar segmen mahasiswa dan pekerja muda, Ramako Magic
menyasar segmen pekerja, dan lain-lain.
·
Ukuran
keluarga: Keluarga dengan anggota keluarga kurang dari tiga orang, tiga sampai
empat orang, lebih dari empat orang.
Sebuah
restoran Pizza khusus untuk keluarga menyediakan layanan pengantaran Pizza
dalam beberapa ukuran. Ukuran kecil untuk disantap 1 orang,
ukuran sedang untuk 2-3 orang dan ukuran besar untuk 4-5 orang.
·
Gender/jenis kelamin: Pria & wanita
Yamaha mulai membagi pasar motor
berdasarkan jenis kelamin dengan mengeluarkan Yamah Mio yang dikhususkan untuk
segmen wanita. Toko kacamata sepertiÂ
Melawai membagi pasarnya berdasarkan jenis kelamin yakni kacamata untuk
pria dan kacamata untuk wanita. Oleh karena itu Melawai membagi ruangan displaynya
untuk konsumen pria dan konsumen wanita.
·
Penghasilan: dibawah 500 ribu sebulan,
500 ribu “1 juta, 1 juta” 2 juta, lebih dari 2 juta., dll
Membagi pasar berdasarkan
pendapatan banyak dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh, pengguna sepeda
dapat dibagi berdasarkan kelas-kelas pendapatan. Dengan demikian produsen
sepeda dapat menawarkan sepeda dengan harga Rp.200.000 ke bawah untuk kelompok
bawah, Rp. 200.000 – Rp. 1.000.000 dan harga di atas Rp. 1.000.000 untuk
kelompok atas.
·
Pekerjaan: Ibu rumah tangga, staf,
manajer, pengusaha, pelajar, petani, guru, dokter, dll.
Majalah bisnis yang ada di
Indonesia dapat dibagi berdasarkan lingkup pekerjaan pembaca. Misalnya majalah
untuk kalangan investor, majalah untuk para pemasar, majalah untuk para
akuntan, dan lain-lain.
·
Pendidikan: Tidak lulus SD, SD, SMP,
SMA, S1, S2, doktor, dll.
Majalah anak-anak dapat dibagi
berdasarkan tingkat pendidikan mereka. Ada majalah pra TK, majalah untuk kelas
TK, majalah untuk anak SD dan majalah untuk ABG.
·
Agama: Islam, Katholik, Kristen, Budha,
Hindu, dll.
Toko-toko buku rohani menyasar
segmen untuk kalangan agama tertentu seperti toko buku Obor atau BPK Gunung
Mulia untuk umat kristiani, toko buku Wali Songo untuk umat Islam.
·
Ras/suku: Jawa, Batak, Sunda, Palembang,
Ambon, dll.
Pasar Amerika yang terdiri dari
berbagai suku bangsa dapat dibagi berdasarkan ras/suku tertentu seperti
kelompok hispanik, kelompok afro-amerika, kelompok Asia, dan lain-lain.
·
Generasi: Setiap generasi pastinya
dipengaruhi oleh banyak faktor yang ada di zaman mereka (misalnya: musik, film,
peristiwa dan bahkan politik). Misalnya Generasi baby boomers, generasi X,
generasi sebelum kemerdekaan, generasi sesudah kemerdekaan, dll
·
Status sosial: Variabel ini sangat
penting untuk digunakan untuk perusahaan-perusahaan otomotif, terutama mobil.
Selain itu, industri pakaian, furnitur dan travel juga bisa memanfaatkannya
(kelas bawah, kelas menengah, kelas atas, dll[7]
E. Segmentasi
Psikografis
Ini merupakan gabungan dari
segmentasi geografis dan segmentasi demografis. Para penganut konsep ini
percaya bahwa mereka yang menempati geografis yang sama cenderung memiliki
karakter-karakter demografis yang sama pula, namun wilayah tempat tinggal
mereka harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan pemukiman atau
kelurahan dikota-kota besar. Contohnya, orang-orang yang sama-sama tinggal di
daerah elit disuatu kota cenderung untuk memiliki karakteristik yang sama. Dengan kalimat lain, mereka yang
bertenpat tinggal didaerah elit memiliki karakter yang berbeda dengan mereka
yang tinggal dikawasan perkampungan.[8]
Profil psikografis berasal dari
profil media sosial yang terdiri dari semua izin pengguna informasi hibah untuk
merek untuk menggunakan atas nama mereka. Bidang sukarela seperti status
hubungan, tempat lahir, kota Anda berada, almamater, minat dan pekerjaan, suka
dan tidak suka, favorit, semua ini dapat dikelola melalui profil sosial dan
alat pengumpulan data manajemen.
Data perilaku dan gaya hidup
merupakan landasan penting dari data pemasaran psikografis. Profil sosial, data
gaya hidup dan data psikografis dapat memprediksi gaya hidup pelanggan dan
kebiasaan perilaku untuk memungkinkan perusahaan Anda untuk secara khusus menargetkan
populasi dalam demografi.
Pikirkan tentang hal ini, setiap
kali Anda “seperti” sesuatu di Facebook, Anda merekam profil psikografis pada
diri sendiri. Bila Anda membuat halaman Facebook Anda,
dihubungkan Di halaman atau profil sosial lainnya, semua bidang memiliki makna
dan merekam informasi pada profil psikografis Anda. Bidang yang Anda gunakan
pada catatan Media segalanya tentang kehidupan sosial Anda: di mana Anda
tinggal, usia Anda, minat Anda, status keluarga Anda, selera musik Anda, teman Anda,
dan ini hanya awal.
Bagaimana Anda bisa menggunakan
informasi ini untuk menciptakan kampanye pemasaran yang ditargetkan? Kebanyakan
media sosial platform memperoleh sebagian besar pendapatan mereka dari iklan
dibayar. Perusahaan Anda secara efektif dapat menargetkan kelompok sangat tepat
konsumen berdasarkan profil ini psikografis.
Sosial media perusahaan telah
berusaha keras untuk menangkap data pada masing-masing dan setiap dari kita.
Menurut data terakhir (pertengahan 2012), Facebook memiliki lebih dari 500 juta
pengguna yang berada 155 juta di AS Linked In memiliki lebih dari 175 juta
pengguna dengan lebih dari setengah dari mereka berasal dari AS, sedangkan
Twitter memiliki lebih dari 500 juta pengguna mendaftar lebih dari 340 juta
tweets per hari dan penanganan lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per
hari. Tidak heran orang perusahaan telah berusaha keras tersebut untuk
menggunakan media sosial dan media sosial penyedia menghasilkan pendapatan dari
menggunakan situs mereka.
Pada akhir hari, dengan begitu
banyak orang menggunakan Facebook, Linked In, dan Twitter, Anda dapat melihat
betapa mudahnya bagi mereka untuk mengumpulkan tanggal pengguna mereka.[9]
IV.
Kesimpulan
V.
Penutup
Daftar
Pustaka
http://sinankwalisongo.wordpress.com/2012/01/02/segmentasi/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 10:27
http://dapurbroadcaster.blogspot.com/2011/10/segmentasi.html
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 11:03
http://www.denbagus.com/teori-periklanan-segmentation-targeting-positioning-dalam-pemasaran/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 11:36
http://www.kampus.marketing.co.id/2011/07/18/segmentasi-demografis/
di
http://www.pensionviera.com/psikografis-pemasaran-dan-demografi.html
diakses pada tanggal 14 april pukul 9:14
[1] http://sinankwalisongo.wordpress.com/2012/01/02/segmentasi/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 10:27
[2] http://dapurbroadcaster.blogspot.com/2011/10/segmentasi.html
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 11:03
[4] http://www.denbagus.com/teori-periklanan-segmentation-targeting-positioning-dalam-pemasaran/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 11:36
[5] http://sinankwalisongo.wordpress.com/2012/01/02/segmentasi/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 11:52
[6] http://sinankwalisongo.wordpress.com/2012/01/02/segmentasi/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 12:05
[8] http://sinankwalisongo.wordpress.com/2012/01/02/segmentasi/
diakses pada tanggal 13 april 2013 pukul 12:17
[9] http://www.pensionviera.com/psikografis-pemasaran-dan-demografi.html
diakses pada tanggal 14 april pukul 9:14
Artikel Baguss....
BalasHapusAplikasi STP (Segmentasi, Targeting, Positioning) memberikan arahan yang jelas bagi perusahaan untuk dapat memahami konsumennya, sehingga dapat menentukan strategi lanjut yang lebih akurat.
Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah artikel mengenai Aplikasi Segmentasi Targeting dan Positioning dalam perusahaan.
Klik --> Makalah Strategi STP pada Perusahaan DHL Express