Jumat, 12 Juli 2013

Ruang lingkup Sinematografi



                                                                   Nama         : Nur Vita Dinana
                                                                   Nim   : 101211073

Ruang Lingkup Sinematografi
Membuat Film adalah multi miliar bisnis. Anda berinvestasi banyak ke penciptaan film dan jika Anda menemukan diri Anda beruntung Anda mungkin memiliki investasi ganda di box office sejak film yang dihasilkan seperti sukses besar bahwa target audiens untuk menyaksikan isi hati mereka. Tidak heran secara online sekolah film menawarkan Pembuatan film program terus tumbuh dalam jumlah.
Namun, kecuali ada yang lupa, penciptaan film seni di gaya paling imajinatif dan di antara berbagai aspek yang terlibat dalam Pembuatan film itu adalah bahwa skenario sinematografi, produser, sutradara anggap paling menarik, menarik, dan menantang. Jadi, apakah Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang aspek Pembuatan film, yang juga terjadi menjadi yang paling sulit untuk belajar di antara pembuatan film program yang ditawarkan di akademi film? Nah, terus membaca artikel Anda.
Apa yang ditemukan dalam sinematografi?
Seni fotografi bergerak adalah apa yang terlibat dalam sinematografi. Ini aspek film ketika sinematografer mendapat untuk memilih jenis kamera pengukur untuk memanfaatkan dan efek pencahayaan untuk memiliki ketika melakukan syuting adegan yang diperlukan untuk film. Ini adalah bagian dalam proses pembuatan film yang akan menguji kreativitas dan imajinasi dari orang-orang di balik layar dari sutradara untuk juru kamera. Dalam sebuah akademi film, apa yang dikenal sebagai yang paling sulit untuk belajar di antara film yang banyak membuat program sinematografi.
Aspek apa saja yang terlibat dalam sinematografi?
Berikut adalah apa yang terlibat dalam proses pembuatan film sinematografi juga dikenal sebagai:
Bursa Film - Langkah dasar dalam proses pembuatan film adalah bagian dimana sinematografer yang memilih mengukur Film, kecepatan film dan kepekaan warna yang akan digunakan dalam merekam gambar.
Filter-Apakah sinematografer adalah dalam penggunaan filter difusi atau efek warna filter, tujuannya adalah bahwa alat ini masih dapat digunakan untuk membuat efek lebih dramatis untuk sebuah adegan tertentu dalam film.
Lensa ini adalah instrumen yang sinematografer melekat pada kamera untuk menciptakan tampilan tertentu, merasakan atau efek untuk film ini. Kemampuan untuk memilih lensa yang tepat untuk digunakan dalam syuting adegan tertentu atau adegan dalam film tersebut dapat membuat atau merusak film itu.
Aspek Radio dan Framing - Aspek gambar adalah terdiri dari rasio lebar gambar terhadap tingginya. Ini bagian dari sinematografi sangat penting karena rasio yang berbeda membuat efek estetika bervariasi.
Pencahayaan Pencahayaan-signifikan dalam sinematografi karena aspek yang termasuk dalam mengekspos gambar pada film. Ini adalah aspek ini juga ketika dijalankan dengan benar membangkitkan emosi yang tepat yang sutradara ingin mendapatkan dari pemirsa film.
Gerakan-kamera Ini adalah bahwa aspek sinematografi yang memungkinkan penonton film memiliki sudut pandang yang diperlukan untuk memahami dalam film penuh.
Sekarang Anda punya ide apa yang sinematografi. Apakah Anda tertarik untuk mempelajari pembuatan film beberapa program? Anda dapat menemukan semua dalam Internet.
Jenis-Jenis Film
Film-film yang telah beredar memiliki beberapa jenis,. Jenis tersebut dapat diklasifikasikan kepada :
1.                  Drama, adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat, mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang atau lebih. Sifat drma terdiri dari romance, tragedy, dan, komedi.
2.                  Realisme, adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan keseharian.
3.                  Film Sejarah, melukiaskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.
4.                  Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau setelahnya.
5.                  Film Futuristik, menggambarkan masa depan secara khayali.
6.                  Film Anak, mengupas kehidupan anak-anak.
7.                  Cartoon, cerita bergambar yang mulanya lahir di media cetak. Yang diolah sebagai cerita bergambar, bukan saja sebagai story board melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan teknik animation atau single stroke operation.
8.                  Adventure, film pertarungan, tergolong film klasik.
9.                  Crime Story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik.
10.              Film Seks, menampilkan erotisme.
11.              Film Misteri / Horor, mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran, takjub, dan takut (Aep Kusnawan, et al., 2004 : 101).
Unsur-unsur Film
1.         Sutradara
Sutradara merupakan pionir pembuatan film tentang bagaimana yang harus tampak oleh penonton. Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari sebuah produksi film. Selain mengatur laku di depan kamera dan mengarahkan aKting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi kamera beserta gerak kamera, suara dan pencahayaan. Di samping hal-hal lain yang menyumbangkan kepada hasil akhir sebuah film.
2.         Skenario
Skenario adalah naskah yang disusun dalam bentuk literer sebagai landasan bagi penggarapan suatu produksi. Dalam dunia perfileman, skenario dinamakan juga “shooting script” lengkap dengan dialog-dialog dan istilah teknis sebagai instruksi kepada para kerabat kerja seperti juru kamera, juru suara, juru cahaya, dan lain-lain (Effendi, 1989 : 321). Skenario film disebut juga screen play atau script yang diibaratkan seperti cetak biru (blue print) insinyur atau kerangka bagi tubuh manusia.
3.         Penata Fotografi
Penata fotografi atau juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam kerja lapangan. Ia bekerja sama dengan sutradara untuk menentukan jenis-jenis shoot, termasuk menentukan jenis-jenis lensa. Selain itu, ia juga menentukan diafragma kamera dan mengatur lampu-lampu untuk mendapatkan efek cahaya pencahayaan yang diinginkan. Sebagai tangan kanan sutradara, juru kamera melakukan tugas pembingkaian. Dalam pelaksanaan tugasnya, ia akan membuat komposisi-komposisi dari subyek yang hendak direkam.
4.         Penata Artistik
Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatar belakangi cerita film, yakni mengangkat pemikiran tentang setting. Yang dimaksud setting adalah tempat-tempat waktu berlangsungnya cerita film. Oleh karena itu, sumbangan yang dapat diberikan seorang penata artistik kepada sebuah produksi film sangat penting.
                        Penata artistik boleh mempunyai kecenderungan, namun bukan gaya yang harus tunduk pada tuntungan cerita atau pengarahan sutradara. Ia bertugas menterjemahkan konsep visual sutradara kepada pengertian-pengertian visual dan segala hal yang mengelilingi aksi di depan kamera, di latar depan sebagaimana di latar belakang. 
5.         Penata Suara
Sebagai media audio-visual, pengembangan film sama sekali tidak boleh hanya memikirkan aspek visual, sebab suara juga merupakan aspek kenyataan hidup. Itulah sebabnya pengembangan teknologi perekaman suara untuk film tidak bisa diabaikan.
                        Tata suara dikerjakan di studio suara. Tenaga ahlinya disebut penata suara yang dalam tugasnya dibantu tenaga-tenaga pendamping, seperti perekam suara di lapangan maupun di studio. Perpaduan unsure-unsur suara ini nantinya akan menjadi jalur suara yang letaknya bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film yang siap diputar di bioskop.
6.         Penata Musik
Sejak dahulu, musik dipandaang penting untuk mendampingi film. Dalam era film bisu, sudah ada usaha-usaha untuk mempertunjukan film dengan iringan musik hidup. Para pemusik bersiap di dekat layar dan akan memainkan alat musik pada adegan-adegan tertentu.
Perfileman Indonesia memiliki penata musik jempolan, yaitu Idris Sardi. Ia berulangkali meraih piala citra untuk tata musik terbaik. Kewajiban seorang penata musik adalah untuk menata paduan bunyi (yang bukan efek suara) yang mampu menambah nilai dramatic seluruh cerita film. 
7.         Pemeran
Pemeran atau aktor yaitu orang yang memerankan suatu tokoh dalam sebuah cerita film. Pemeran membawakan tingkah laku seperti yang telah ada dalam skenario.
8.         Penyunting
Penyuting disebut juga editor yaitu orang yang bertugas menyusun hasil shoting sehingga membentuk rangkaian cerita sesuai konsep yang diberikan oleh sutradara.          
9.         Editor
Editor bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuk rangkaian cerita. Ia bekerja di bawah pengawasan sutradara tanpa mematikan kreatifitas, sebab kerja editor berdasarkan konsepsi.
Editor akan menyusun segala materi di meja editing menjadi pemotongan kasar (rought cut) dan pemotongan halus (tine cut). Hasil pemotongan halus disempurnakan lagi dan akhirnya ditransver bersama suara dengan efek-efek transisi optik untuk menunjukan waktu maupun adegan.
Dilihat dari segi teknis, unsur-unsur film terdiri dari :
1.  Audio (Dialod dan Sound Effect)
a.         Dialog
Dialog berisi kata-kata. Dialog dapat digunakan untuk menjelaskan perihal tokoh atau peran, menggerakkan plot maju dan membuka fakta.
b.         Sound Effect
Adalah bunyi-bunyian yang digunakan untuk melatarbelakangi adegan yang berfungsi sebagai penunjang sebuah gambar untuk membentuk nilai daramatik dan estetika sebuah adegan.
2. Visual (Angle, Lighting, Pengambilan Gambar dan Setting)
a.         Angle
Angle kamera dibedakan menurut karakteristik dari gambar yang dihasilkan ada 3 yaitu:
1.      Straight Angle, yaitu sudut pengambilan gambar yang normal, biasanya ketingglan kamera setinggi dada dan sering digunakan pada acara yang gambarnya tetap. Mengesankan situasi yang normal, bila pengambilan straight angle secara zoom in menggambarkan ekspresi wajah obyek atau pemain dalam memainkan karakternya, sedangkan pengambilan straight angle secara zoom out menggambarkan secara menyeluruh ekspresi geraktubuh dari  obyek atau pemain.
2.      Low Angle, yaitu sudut pengambilan  gambar dari  tempat yang letaknya lebih rendah dari obyek. Hal ini membuat seseorang nampak kelihatan mempunyai kekuatan yang menonjol dan akan kelihatan kekuasaannya.
3.      High Angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang lebih tinggi dari obyek. Hal ini akan memberikan  kepada penonton  sesuatu kekuatan atau rasa superioritas.
b.         Pencahayaan / Lighting
Pencahayaan adalah tata lampu dalam film. Ada dua macam pencahayaan yang dipakai dalam produksi yaitu natural light (matahari) dan artifical light (buatan), misalnya lampu.
Jenis pencahayaan antara lain:
           Pencahayaan Front Lighting / Cahaya Depan.
Cahaya merata dan tampak  natural / alami.
           Side Lighting / Cahaya Samping
Subyek lebih  terlihat dimensi. Biasanya banyak dipakai untuk menonjolkan suatu benda karakter seseorang.
           Back lighting / Cahaya Belakang
Menghasilkan bayangan dan dimensi.
           Mix Lighting / Cahaya Campuran
Merupakan gabungan dari tiga pencahayaan sebelumnya. Efek yang dihasilkan lebih merata dan meliputi  setting yang mengelilingi obyek.
c.         Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan atau perlakuan kamera juga merupakan salah satu hal yang penting dalam proses penciptaan visualisasi simbolik yang terdapat dalam film. Proses tersebut akan dapat mempengaruhi hasil gambar yang diinginkan, apakah ingin menampilkan karakter tokoh, ekspresi wajah dan setting yang ada dalam sebuah film. Penciptaan visualisasi simbolik dalam Film Emak Ingin Naik Haji menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar yang membuat film ini menarik diantaranya:
           Full Shot (seluruh tubuh)
Subyek utama berinteraksi dengan subyek lain, interaksi tersebut menimbulkan aktivitas sosial tertentu. Misalnya Full Shot “Rumah Tokoh A”, atau Full Shot “Kamar Tokoh A”.
           Long Shot Setting (karakter lingkup dan jarak)
Audience diajak oleh sang kameramen untuk melihat keseluruhan obyek dan sekitarnya. Mengenal subyek dan aktivitasnya berdasarkan lingkup setting yang mengelilinginya.
           Medium Shot (bagian pinggang ke atas)
Audience diajak untuk sekedar mengenal obyek dengan menggambarkan sedikit suasana dari arah tujuan kameramen.
           Clause up (hanya bagian wajah)
Gambar memiliki efek yang kuat sehingga menimbulkan perasan emosional karena audience hanya melihat hanya ada satu titik interest.Pembaca dituntut untuk memahami kondisi subyek.
           Big Clouse Up
Adalah ukuran shot yang lebih besar dari CU (Close Up), misalnya bibir seseorang” atau “mata seseorang”.
           Pan up / Frog eye (kamera diarahkan ke atas)
Film dengan teknik ini menunjukkan kesan bahwa obyek lemah dan kecil.
           Pan down / Bird eye (kamera diarahkan ke bawah)
Teknik ini menunjukkan kesan obyek sangat agung, berkuasa, kokoh, dan berwibawa. Namun bisa juga menimbulkan kesan bahwa subyek dieksploitasi karena hal tertentu.
           Zoom in / Out Focallength
Audience diarahkan dan dipusatkan pada obyek utama. Unsur  lain di sekeliling subyek berfungsi sebagai pelengkap makna..
           Black Out
Adalah Frame menjadi gelap.
           Cut To
Adalah potong ke. Transisi shot atau penggantian sebuah gambar untuk disambung ke gambar berikutnya.
           Dissolve
Adalah transisi shot di mana sebuah gambar ditimpa atau ditindih oleh gambar berikutnya.
           Established
Adalah ukuran shot yang lebih lebar dari full shot. Established shot dimaksudkan untuk mendapatkan / mencapai suasana ruang yang lebih luas. Misalnya established shot kota Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan yang macet di sana-sini.
           EXT
Adalah Exterior, artinya pengambilan gambar / suara di luar ruangan.
           FI/FO
Adalah Fade In / Fade Out artinya pencahayaan frame menerang    kemudian menggelap.
           In Frame
Adalah obyek gambar yang masuk ke dalam komposisi frame.
           OUT/Out Frame
Adalah Obyek gambar yang keluar dari komposisi frame.
           INT
Adalah Interior, artinya pengambilan gambar/suara di dalam ruangan.
           Intercut
Adalah di dalam adegan atau scene, muncul satu atau dua shot adegan/scene lain tetapi adegan saling berhubungan.
           OS
Adalah Off Sound, artinya hanya terdengar suaranya saja. Kalau ada adegan dialog, orang tidak lipsynch.
           Parralel Cutting
Adalah teknik editorial / penyuntingan, di mana dua adegan/shot yang berbeda dibikin paralel untuk mendapatkan efek tertentu. Contoh; seorang tokoh berlari ingin menyelamatkan si gadis. Sementara si gadis yang hendak ditolong sedang disiksa oleh pejabat.
           POV
Adalah Point Of View atau sudut pandangan mata seseorang diwakili oleh kamera. Misalnya, seseorang sedang limbung atau mabuk, maka pandangan si tokoh pemabuk itu diwakili kamera yang limbung pula.
           Slowmotion
Adalah gerakan lambat di dalam adegan. Secara teknis sinematografi, untuk mendapatkan gerak yang normal, maka satu detik terdiri 24 frame. Kalau gerak slow motion, 1 detik bisa lebih dari 24 frame.
           Title
Adalah tulisan yang muncul di dalam frame.
           Trade Mark
Adalah Merek Dagang. Biasanya Trade Mark muncul pada saat pertama kali film dimulai. Misalnya Paramount Pictures Presents, Atau Mizan Production Mempersembahkan, berikut nama dan logo badan usaha (Aditya Gumay & Adenin Adlandan, 2009 : xxii ).
d.         Setting
Setting adalah tempat atau lokasi untuk pengambilan sebuah visual dalam film.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar