Nama : Nur Vita Dinana
Nim : 101211073
Ruang Lingkup
Sinematografi
Membuat
Film adalah multi miliar bisnis. Anda berinvestasi banyak ke penciptaan film
dan jika Anda menemukan diri Anda beruntung Anda mungkin memiliki investasi
ganda di box office sejak film yang dihasilkan seperti sukses besar bahwa
target audiens untuk menyaksikan isi hati mereka. Tidak heran secara online
sekolah film menawarkan Pembuatan film program terus tumbuh dalam jumlah.
Namun,
kecuali ada yang lupa, penciptaan film seni di gaya paling imajinatif dan di
antara berbagai aspek yang terlibat dalam Pembuatan film itu adalah bahwa
skenario sinematografi, produser, sutradara anggap paling menarik, menarik, dan
menantang. Jadi, apakah Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang aspek
Pembuatan film, yang juga terjadi menjadi yang paling sulit untuk belajar di
antara pembuatan film program yang ditawarkan di akademi film? Nah, terus
membaca artikel Anda.
Apa yang
ditemukan dalam sinematografi?
Seni
fotografi bergerak adalah apa yang terlibat dalam sinematografi. Ini aspek film
ketika sinematografer mendapat untuk memilih jenis kamera pengukur untuk
memanfaatkan dan efek pencahayaan untuk memiliki ketika melakukan syuting
adegan yang diperlukan untuk film. Ini adalah bagian dalam proses pembuatan
film yang akan menguji kreativitas dan imajinasi dari orang-orang di balik
layar dari sutradara untuk juru kamera. Dalam sebuah akademi film, apa yang
dikenal sebagai yang paling sulit untuk belajar di antara film yang banyak
membuat program sinematografi.
Aspek apa saja
yang terlibat dalam sinematografi?
Berikut
adalah apa yang terlibat dalam proses pembuatan film sinematografi juga dikenal
sebagai:
Bursa
Film - Langkah dasar dalam proses pembuatan film adalah bagian dimana
sinematografer yang memilih mengukur Film, kecepatan film dan kepekaan warna
yang akan digunakan dalam merekam gambar.
Filter-Apakah
sinematografer adalah dalam penggunaan filter difusi atau efek warna filter,
tujuannya adalah bahwa alat ini masih dapat digunakan untuk membuat efek lebih
dramatis untuk sebuah adegan tertentu dalam film.
Lensa
ini adalah instrumen yang sinematografer melekat pada kamera untuk menciptakan
tampilan tertentu, merasakan atau efek untuk film ini. Kemampuan untuk memilih
lensa yang tepat untuk digunakan dalam syuting adegan tertentu atau adegan
dalam film tersebut dapat membuat atau merusak film itu.
Aspek
Radio dan Framing - Aspek gambar adalah terdiri dari rasio lebar gambar
terhadap tingginya. Ini bagian dari sinematografi sangat penting karena rasio
yang berbeda membuat efek estetika bervariasi.
Pencahayaan
Pencahayaan-signifikan dalam sinematografi karena aspek yang termasuk dalam
mengekspos gambar pada film. Ini adalah aspek ini juga ketika dijalankan dengan
benar membangkitkan emosi yang tepat yang sutradara ingin mendapatkan dari
pemirsa film.
Gerakan-kamera
Ini adalah bahwa aspek sinematografi yang memungkinkan penonton film memiliki
sudut pandang yang diperlukan untuk memahami dalam film penuh.
Sekarang
Anda punya ide apa yang sinematografi. Apakah Anda tertarik untuk mempelajari
pembuatan film beberapa program? Anda dapat menemukan semua dalam Internet.
Jenis-Jenis Film
Film-film
yang telah beredar memiliki beberapa jenis,. Jenis tersebut dapat
diklasifikasikan kepada :
1.
Drama, adalah suatu
kejadian atau peristiwa hidup yang hebat, mengandung konflik pergolakan, clash
atau benturan antara dua orang atau lebih. Sifat drma terdiri dari romance,
tragedy, dan, komedi.
2.
Realisme, adalah film
yang mengandung relevansi dengan kehidupan keseharian.
3.
Film Sejarah,
melukiaskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.
4.
Film Perang,
menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau setelahnya.
5.
Film Futuristik,
menggambarkan masa depan secara khayali.
6.
Film Anak, mengupas
kehidupan anak-anak.
7.
Cartoon, cerita
bergambar yang mulanya lahir di media cetak. Yang diolah sebagai cerita
bergambar, bukan saja sebagai story board melainkan gambar yang sanggup
bergerak dengan teknik animation atau single stroke operation.
8.
Adventure, film
pertarungan, tergolong film klasik.
9.
Crime Story, pada
umumnya mengandung sifat-sifat heroik.
10.
Film Seks, menampilkan
erotisme.
11.
Film Misteri / Horor,
mengupas terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa wonder, heran,
takjub, dan takut (Aep Kusnawan, et al., 2004 : 101).
Unsur-unsur Film
1. Sutradara
Sutradara
merupakan pionir pembuatan film tentang bagaimana yang harus tampak oleh
penonton. Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif
maupun teknis dari sebuah produksi film. Selain mengatur laku di depan kamera
dan mengarahkan aKting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi kamera
beserta gerak kamera, suara dan pencahayaan. Di samping hal-hal lain yang
menyumbangkan kepada hasil akhir sebuah film.
2. Skenario
Skenario
adalah naskah yang disusun dalam bentuk literer sebagai landasan bagi
penggarapan suatu produksi. Dalam dunia perfileman, skenario dinamakan juga
“shooting script” lengkap dengan dialog-dialog dan istilah teknis sebagai
instruksi kepada para kerabat kerja seperti juru kamera, juru suara, juru
cahaya, dan lain-lain (Effendi, 1989 : 321). Skenario film disebut juga screen
play atau script yang diibaratkan seperti cetak biru (blue print) insinyur atau
kerangka bagi tubuh manusia.
3.
Penata Fotografi
Penata
fotografi atau juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam kerja lapangan.
Ia bekerja sama dengan sutradara untuk menentukan jenis-jenis shoot, termasuk
menentukan jenis-jenis lensa. Selain itu, ia juga menentukan diafragma kamera
dan mengatur lampu-lampu untuk mendapatkan efek cahaya pencahayaan yang
diinginkan. Sebagai tangan kanan sutradara, juru kamera melakukan tugas
pembingkaian. Dalam pelaksanaan tugasnya, ia akan membuat komposisi-komposisi
dari subyek yang hendak direkam.
4. Penata Artistik
Tata
artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatar belakangi cerita film,
yakni mengangkat pemikiran tentang setting. Yang dimaksud setting adalah
tempat-tempat waktu berlangsungnya cerita film. Oleh karena itu, sumbangan yang
dapat diberikan seorang penata artistik kepada sebuah produksi film sangat
penting.
Penata artistik boleh
mempunyai kecenderungan, namun bukan gaya yang harus tunduk pada tuntungan
cerita atau pengarahan sutradara. Ia bertugas menterjemahkan konsep visual
sutradara kepada pengertian-pengertian visual dan segala hal yang mengelilingi
aksi di depan kamera, di latar depan sebagaimana di latar belakang.
5. Penata Suara
Sebagai
media audio-visual, pengembangan film sama sekali tidak boleh hanya memikirkan
aspek visual, sebab suara juga merupakan aspek kenyataan hidup. Itulah sebabnya
pengembangan teknologi perekaman suara untuk film tidak bisa diabaikan.
Tata suara dikerjakan di
studio suara. Tenaga ahlinya disebut penata suara yang dalam tugasnya dibantu
tenaga-tenaga pendamping, seperti perekam suara di lapangan maupun di studio.
Perpaduan unsure-unsur suara ini nantinya akan menjadi jalur suara yang
letaknya bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film yang siap
diputar di bioskop.
6. Penata Musik
Sejak
dahulu, musik dipandaang penting untuk mendampingi film. Dalam era film bisu,
sudah ada usaha-usaha untuk mempertunjukan film dengan iringan musik hidup.
Para pemusik bersiap di dekat layar dan akan memainkan alat musik pada
adegan-adegan tertentu.
Perfileman
Indonesia memiliki penata musik jempolan, yaitu Idris Sardi. Ia berulangkali
meraih piala citra untuk tata musik terbaik. Kewajiban seorang penata musik
adalah untuk menata paduan bunyi (yang bukan efek suara) yang mampu menambah
nilai dramatic seluruh cerita film.
7. Pemeran
Pemeran
atau aktor yaitu orang yang memerankan suatu tokoh dalam sebuah cerita film.
Pemeran membawakan tingkah laku seperti yang telah ada dalam skenario.
8. Penyunting
Penyuting
disebut juga editor yaitu orang yang bertugas menyusun hasil shoting sehingga
membentuk rangkaian cerita sesuai konsep yang diberikan oleh sutradara.
9. Editor
Editor
bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuk rangkaian cerita. Ia bekerja
di bawah pengawasan sutradara tanpa mematikan kreatifitas, sebab kerja editor
berdasarkan konsepsi.
Editor
akan menyusun segala materi di meja editing menjadi pemotongan kasar (rought
cut) dan pemotongan halus (tine cut). Hasil pemotongan halus disempurnakan lagi
dan akhirnya ditransver bersama suara dengan efek-efek transisi optik untuk
menunjukan waktu maupun adegan.
Dilihat
dari segi teknis, unsur-unsur film terdiri dari :
1. Audio (Dialod dan Sound Effect)
a. Dialog
Dialog
berisi kata-kata. Dialog dapat digunakan untuk menjelaskan perihal tokoh atau
peran, menggerakkan plot maju dan membuka fakta.
b. Sound Effect
Adalah
bunyi-bunyian yang digunakan untuk melatarbelakangi adegan yang berfungsi
sebagai penunjang sebuah gambar untuk membentuk nilai daramatik dan estetika
sebuah adegan.
2.
Visual (Angle, Lighting, Pengambilan Gambar dan Setting)
a. Angle
Angle
kamera dibedakan menurut karakteristik dari gambar yang dihasilkan ada 3 yaitu:
1. Straight
Angle, yaitu sudut pengambilan gambar yang normal, biasanya ketingglan kamera
setinggi dada dan sering digunakan pada acara yang gambarnya tetap. Mengesankan
situasi yang normal, bila pengambilan straight angle secara zoom in
menggambarkan ekspresi wajah obyek atau pemain dalam memainkan karakternya,
sedangkan pengambilan straight angle secara zoom out menggambarkan secara
menyeluruh ekspresi geraktubuh dari
obyek atau pemain.
2. Low
Angle, yaitu sudut pengambilan gambar
dari tempat yang letaknya lebih rendah
dari obyek. Hal ini membuat seseorang nampak kelihatan mempunyai kekuatan yang
menonjol dan akan kelihatan kekuasaannya.
3. High
Angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang lebih tinggi dari obyek.
Hal ini akan memberikan kepada
penonton sesuatu kekuatan atau rasa
superioritas.
b. Pencahayaan / Lighting
Pencahayaan
adalah tata lampu dalam film. Ada dua macam pencahayaan yang dipakai dalam produksi
yaitu natural light (matahari) dan artifical light (buatan), misalnya lampu.
Jenis
pencahayaan antara lain:
• Pencahayaan Front Lighting / Cahaya
Depan.
Cahaya
merata dan tampak natural / alami.
• Side Lighting / Cahaya Samping
Subyek
lebih terlihat dimensi. Biasanya banyak
dipakai untuk menonjolkan suatu benda karakter seseorang.
• Back lighting / Cahaya Belakang
Menghasilkan
bayangan dan dimensi.
• Mix Lighting / Cahaya Campuran
Merupakan
gabungan dari tiga pencahayaan sebelumnya. Efek yang dihasilkan lebih merata
dan meliputi setting yang mengelilingi
obyek.
c. Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan
atau perlakuan kamera juga merupakan salah satu hal yang penting dalam proses
penciptaan visualisasi simbolik yang terdapat dalam film. Proses tersebut akan
dapat mempengaruhi hasil gambar yang diinginkan, apakah ingin menampilkan
karakter tokoh, ekspresi wajah dan setting yang ada dalam sebuah film.
Penciptaan visualisasi simbolik dalam Film Emak Ingin Naik Haji menggunakan
beberapa teknik pengambilan gambar yang membuat film ini menarik diantaranya:
• Full Shot (seluruh tubuh)
Subyek
utama berinteraksi dengan subyek lain, interaksi tersebut menimbulkan aktivitas
sosial tertentu. Misalnya Full Shot “Rumah Tokoh A”, atau Full Shot “Kamar
Tokoh A”.
• Long Shot Setting (karakter lingkup
dan jarak)
Audience
diajak oleh sang kameramen untuk melihat keseluruhan obyek dan sekitarnya.
Mengenal subyek dan aktivitasnya berdasarkan lingkup setting yang
mengelilinginya.
• Medium Shot (bagian pinggang ke atas)
Audience
diajak untuk sekedar mengenal obyek dengan menggambarkan sedikit suasana dari
arah tujuan kameramen.
• Clause up (hanya bagian wajah)
Gambar
memiliki efek yang kuat sehingga menimbulkan perasan emosional karena audience
hanya melihat hanya ada satu titik interest.Pembaca dituntut untuk memahami
kondisi subyek.
• Big Clouse Up
Adalah
ukuran shot yang lebih besar dari CU (Close Up), misalnya bibir seseorang” atau
“mata seseorang”.
• Pan up / Frog eye (kamera diarahkan
ke atas)
Film
dengan teknik ini menunjukkan kesan bahwa obyek lemah dan kecil.
• Pan down / Bird eye (kamera diarahkan
ke bawah)
Teknik
ini menunjukkan kesan obyek sangat agung, berkuasa, kokoh, dan berwibawa. Namun
bisa juga menimbulkan kesan bahwa subyek dieksploitasi karena hal tertentu.
• Zoom in / Out Focallength
Audience
diarahkan dan dipusatkan pada obyek utama. Unsur lain di sekeliling subyek berfungsi sebagai
pelengkap makna..
• Black Out
Adalah
Frame menjadi gelap.
• Cut To
Adalah
potong ke. Transisi shot atau penggantian sebuah gambar untuk disambung ke
gambar berikutnya.
• Dissolve
Adalah
transisi shot di mana sebuah gambar ditimpa atau ditindih oleh gambar
berikutnya.
• Established
Adalah
ukuran shot yang lebih lebar dari full shot. Established shot dimaksudkan untuk
mendapatkan / mencapai suasana ruang yang lebih luas. Misalnya established shot
kota Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan yang macet di
sana-sini.
• EXT
Adalah
Exterior, artinya pengambilan gambar / suara di luar ruangan.
• FI/FO
Adalah
Fade In / Fade Out artinya pencahayaan frame menerang kemudian menggelap.
• In Frame
Adalah
obyek gambar yang masuk ke dalam komposisi frame.
• OUT/Out Frame
Adalah
Obyek gambar yang keluar dari komposisi frame.
• INT
Adalah
Interior, artinya pengambilan gambar/suara di dalam ruangan.
• Intercut
Adalah
di dalam adegan atau scene, muncul satu atau dua shot adegan/scene lain tetapi
adegan saling berhubungan.
• OS
Adalah
Off Sound, artinya hanya terdengar suaranya saja. Kalau ada adegan dialog,
orang tidak lipsynch.
• Parralel Cutting
Adalah
teknik editorial / penyuntingan, di mana dua adegan/shot yang berbeda dibikin
paralel untuk mendapatkan efek tertentu. Contoh; seorang tokoh berlari ingin
menyelamatkan si gadis. Sementara si gadis yang hendak ditolong sedang disiksa
oleh pejabat.
• POV
Adalah
Point Of View atau sudut pandangan mata seseorang diwakili oleh kamera.
Misalnya, seseorang sedang limbung atau mabuk, maka pandangan si tokoh pemabuk
itu diwakili kamera yang limbung pula.
• Slowmotion
Adalah
gerakan lambat di dalam adegan. Secara teknis sinematografi, untuk mendapatkan
gerak yang normal, maka satu detik terdiri 24 frame. Kalau gerak slow motion, 1
detik bisa lebih dari 24 frame.
• Title
Adalah
tulisan yang muncul di dalam frame.
• Trade Mark
Adalah
Merek Dagang. Biasanya Trade Mark muncul pada saat pertama kali film dimulai.
Misalnya Paramount Pictures Presents, Atau Mizan Production Mempersembahkan,
berikut nama dan logo badan usaha (Aditya Gumay & Adenin Adlandan, 2009 :
xxii ).
d. Setting
Setting
adalah tempat atau lokasi untuk pengambilan sebuah visual dalam film.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar