Jumat, 12 Juli 2013

Pemimpin dan Manajer




Kita adalah pemimpin. Setidaknya kita adalah pemimpin bagi diri sendiri. Ungkapan diatas tentu sering kita dengar.  Begitu juga dalam dunia bisnis, tanpa adanya pemimpin tentu sebuah perusahaan tidak akan jalan
Warren Bennis dalam bukunya berjudul On Becoming Leader,  menjelaskan perbedaan peran antara manager dan pemimpin sebagai berikut :
  • Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi
  • Manager adalah tiruan sediangkan pemimpin orisinal
  • Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan
  • Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang
  • Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan kepercayaan
  • Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang
  • Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa
  • Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan
  • Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan
  • Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya
  • Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri
  • Manager melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan hal-hal yang benar
Dari perbedaan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seorang Manager hanya berurusan dengan benda-benda, struktur, sistem dan efisiensi. Sedangkan seorang Pemimpin berurusan dengan efektivitas, orang, memberdayakan dan menyalurkan potensi yang dimiliki oleh orang lain.

Warren Bennis dalam bukunya berjudul On Becoming Leader,  menjelaskan perbedaan peran antara manager dan pemimpin sebagai berikut :
  • Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi
  • Manager adalah tiruan sediangkan pemimpin orisinal
  • Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan
  • Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada orang
  • Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin membangkitkan kepercayaan
  • Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif jangka panjang
  • Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa dan mengapa
  • Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan
  • Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan
  • Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya
  • Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri
  • Manager melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan hal-hal yang benar
Dari perbedaan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seorang Manager hanya berurusan dengan benda-benda, struktur, sistem dan efisiensi. Sedangkan seorang Pemimpin berurusan dengan efektivitas, orang, memberdayakan dan menyalurkan potensi yang dimiliki oleh orang lain.
Bila berhubungan dengan orang, maka kedudukan pemimpin dan manajer adalah sama, bahwa mereka adalah atasan dan yang menjadi obyek kedudukan mereka adalah bawahan. Tapi berhubungan dengan obyek ini juga ada perbedaan, bahwa pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang-orang/para bawahan, sedangkan manajer tidak. Manajer yang melakukan fungsi manajemen tidak selalu berhubungan dengan orang, tetapi juga bisa dengan berbagai hal lain yang tidak berbentuk orang, seperti waktu kemudian dikenal manajemen waktu, berhubungan dengan belajar maka disebut dengan manajemen belajar, berhubungan dengan tujuan maka disebut dengan manajemen tujuan, dsb. Maka dari sini kita bisa menyimpulkan istilah manajer diberikan dikarenakan ia melakukan fungsi manajemen bukana karena semata-mata posisi dia sebagai atasan, karena itu juga ada tingkatan manajer, seperti manajer tingkat atas (top manajer), manajer tingkat menengah (midle manajer) dan manajer tingkat rendah (low manajer). Sedangkan seseorang disebut sebagai pemimpin/pimpinan semata-mata karena posisi dia sebagai atasan. Karena itu dalam kepemimpinan tidak dikenal dualisme kepemimpinan karena hanya akan memecah belah dan menghancurkan. Pemimpin haruslah satu.
Dengan demikian kita tahu, bahwa sesungguhnya antara pemimpin dan manajer memiliki fungsi yang berbeda. Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Sedangkan fungsi seorang manajer adalah managemen. Yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan (planning), pengorganisasian (organising), penempatan staff (staffing), pengarahan (directing) dan kontrol (controlling). Seorang pemimpin sangat mungkin menggunakan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan, tetapi itu bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan. Terutama untuk organisasi sosial/nirlaba, ternyata memiliki kemampuan manajemen yang baik tidak selalu dapat mencapai kesuksesan. Pemimpinan yang sukses adalah manajer+. Sebagaimana yang akan saya tulis dalam “Kepemimpinan dalam Organisasi Sosial”.
Dalam menjalankan fungsinya, seorang manajer lebih sering memanfaatkan wewenang dan kekuasaan jabatan secara struktural yang memiliki kekuatan mengikat dengan dapat melakukan paksaan/hukuman untuk mengarahkan bawahan. Sedangkan seorang pemimpin lebih menekankan pengaruh/karisma yang dimilikinya sehingga bawahan secara sadar untuk mengikuti arahan sang pemimpin. Ia menstimulasi, memfasiltasi, dan berpastisipasi dalam setiap kegiatan yang menginginkan bawahan mengikutinya. Tidak dengan hadiah, paksaan atau hukuman. Seorang manajer dipilih melalui jalur formal, seperti dipilih oleh komisaris atau direktur, sedangkan pemimpin biasanya berdasar pilihan dan kontrak sosial dengan anggota atau bawahan.
Kesimpulannya, manajemen hanyalah salah satu fungsi yang dilakukan seorang pemimpin.
Perbedaan lainnya adalah sebagai berikut:
pertama, dalam hal perencanaan manajer akan merencanakan sesuatu berdasarkan hal-hal yang sifatnya prosedural, teknis, terarah, tegas, dan tidak bertele-tele namun jika pemimpin tidak merencanakan sesuatu karena pemimpin tidak merancang rencana prosedural, pemimpin lebih memiliki visi atau pandangan dalam perencanaannya
kedua, dalam hal pengaruh manajer memiliki pengaruh hanya dalam batasan formal, yang artinya dia akan memiliki pengaruh ketika dia secara formal diberikan jabatan seorang manajer kalau pemimpin memiliki pengaruh luas, kharismatik, dan energik dalam berpikir, bahkan ketika pemimpin itu sudah tidak jadi pemimpin lagi, pendapat-pendapatnya akan tetap di pertimbangkan dan diutamakan
ketiga, dalam mengatur sumber daya manusia di organisasinya Manajer akan memilih untuk memberikan perintah ini dan itu ketimbang menunggu anak buahnya melakukan sesuatu untuknya, misalnya manajer akan cenderung selalu memberikan tugas ini itu dan sebagainya, tugas itu biasanya terkesan menuntut jika pemimpin justru akan memberikan kekuatan wewenangnya untuk memberdayakan (empowering) anak buahnya, biasanya pemimpin akan menjelaskan keinginan yang berkaitan dengan organisasi dengan anak buahnya, tanpa menjelaskan bagaimana, apa, dan siapa yang harus merealisasikannya, namun justru anak buahnya akan dengan senang hati merealisasikannya untuknya
keempat, dalam mengontrol organisasi dan anak buahnya Sang manajer akan cenderung malas untuk memberikan perhatian moral dalam mengontrol anak buahnya, namun justru lebih sering memberikan control yang sifatnya prosedural, seperti memberikan sanksi untuk memotivasi anak buahnya yang sudah menunjukkan gejala penurunan performa hal ini berbeda dengan sang pemimpin, karena pemimpin (leader) justru akan memberikan kepedulian kepada anak buahnya jika performa anak buahnya menurun.
kelima, dalam hal tujuan yang ingin dicapai manajer memiliki tujuan yang jelas dan memiliki target kuantitatif, yaitu mendapatkan hasil yang sudah digariskan perusahaan atau organisasi miliknya namun pemimpin akan lebih suka memperbaiki sistem di organisasinya yang ia rasakan kurang atau belum sempurna


Beda Pemimpin dan Manajer

Kepemimpinan dan manajemen membutuhkan pandangan dan ketrampilan yang berbeda. Pemimpin harus membedakan dengan baik antara keduanya dan memutuskan gabungan ketrampilan kepemimpinan dan manajemen yang manakah yang dibutuhkan dalam peran mereka.
Perusahaan juga membutuhkan pemimpin sekaligus manajer pada banyak level yang berbeda: kolega manapun, di tingkat apapun dalam perusahaan, dapat diangkat sebagai pimpinan sebuah proyek atau gerakan.
Profesor Harvard Business School dan penulis kepemimpinan, John Kotter, berpendapat bahwa di saat manajemen berkutat dengan penyempurnaan sebuah proses yang telah ada, mengenyahkan kemajemukan dan risiko, kepemimpinan selalu berhubungan dengan  perubahan, yang tentu tidak bisa meninggalkan keterlibatan risiko di dalamnya. Orang-orang bisa ‘diatur’ sedemikian rupa untuk melakukan tugas-tugas rutin dan penting tetapi mereka akan membutuhkan inspirasi untuk memulai jalur baru yang berbeda dengan hasil yang tidak pasti.
Sebagaimana yang dikatakan Kotter, “Karena mereka dipercaya untuk menghasilkan output yang diharapkan secara konstan, proses-proses manajerial sebisa mungkin harus mendekati tingkat bebas risiko dan aman dari kegagalan. Pada gilirannya hal tersebut berarti bahwa mereka tidak bisa bergantung kepada hal-hal yang tidak biasa atau sulit diperoleh --- Kepemimpinan berbeda. Meraih visi yang besar meskipun hambatan selalu ada selalu membutuhkan beberapa letupan energi yang hanya bisa diberikan oleh proses inspirasional dan motivasional. Proses-proses tersebut menyempurnakan efek mereka dalam memberikan energi, tidak dengan memaksa orang menuju arah yang benar sebagaimana yang dilakukan oleh sebuah mekanisme pengendalian, tetapi dengan memuaskan kebutuhan pokok manusia akan prestasi, rasa  memiliki, pengakuan, harga diri, sebuah perasaan dapat mengendalikan hidup sendiri, dan mewujudkan cita-cita seseorang. Proses-proses tersebut begitu dalam dan kuat dalam menyentuh kami dan menggugah tanggapan yang begitu kuat.
Kotter menyatakan pendapat yang penting bahwa situasi yang berbeda akan membutuhkan gabungan kepemimpinan dan manajemen yang berbeda pula. Lanjutnya, gabungan pemimpin dan manajer dibutuhkan sepanjang berjalannya sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dengan kepemimpinan yang kokoh dan manajemen yang goyah dapat dengan mudah berjalan di luar kendali meskipun memiliki budaya kelompok yang kuat dan tingkatan inspirasi yang tinggi. Banyak perusahaan baru kurang memahami alasan ini.Sebaliknya sebuah perusahaan yang kuat pada sis manajemen dan lemah dalam sisi kepemimpinan bisa saja mampu melewati perubahan ,tetapi biasanya mendapati hasil yang buruk.
Manajemen dan kepemimpinan ialah dua hal yang amat berbeda. Manajemen bertujuan menyelenggarakan sebuah proses yang mapan dan berhasil dengan seefisien mungkin, menyingkirkan kemajemukan dan risiko. Manajemen orang cenderung memiliki pendekatan yang sama, dengan sebuah sistem pemberian imbalan dan hukuman. Kepemimpinan berkenaan dengan perubahan untuk mencapai sebuah visi jangka panjang baru untuk perusahaan. Kepemimpinan selalu tidak bisa meninggalkan keterlibatan risiko. Pemimpin harus memberi inspirasi kolega-koleganya untuk mematuhi proses ini. Imbalan yang wajar untuk keberhasilan atau kegagalan tidak mungkin membuat para kolega untuk melakukan program perubahan. Para kolega akan perlu dimotivasi oleh satu atau beberapa pendorong yang bekerja di tingkat emosional seperti sebuah perasaan membutuhkan prestasi, harga diri dan kepemilikan. Pemimpin harus sadar mengenai perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen dalam peran mereka dan mendorong kolega-kolega senior untuk menjadi pemimpin sekaligus manajer, menggunakan ketrampilan kepemimpinan, saat diperlukan di samping ketrampilan manajemen yang biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar