.
Dakwah Multimedia merupakan terobosan baru bagi juru dakwah untuk dapat menyampaikan materi dakwahnya dibeberapa media yang sesuai dengan kebutuhan ummat dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Media Dakwah
Media dakwah sejak 14 abad yang lalu telah mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Awalnya dakwah disampaikan cukup dengan suara dari mulut kemulut. Kemudian berkembang dengan media tulisan pada tulang, batu, kayu, kulit sampai pada kertas. Dan pada saat ini, penyampaian dakwah harus menggunakan media elektronik dan digital.
Dakwah di eramodern ini diperlukan sebuah metode dakwah yang sesuai dengan era perkembangan informasi yang serba digital. sebab jika tidak, maka meteri dakwah kita kurang bisa maksimal untuk sampai kepada sasaran yang kita inginkan. Kita semua tahu bahwa sekarang ini kita hidup dalam persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang sudah luarbiasa canggihnya. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi seorang da’i tidak menyampaikan materi dakwahnya melalui media elektronik dan digital.
Kenapa Harus Media Elektronik dan Digital
1. Sebagai media dakwah yang cepat (dalam hitungan detik) dan murah
2. Memudahkan mencari rujukan ayat al-Qur’an atau al-Hadits berdasarkan kata dan topik. Misalnya; al-Qur’an Digital, Hadits Digital, dst.
3. Mencari informasi tentang materi dakwah melalui search engine atau mesin pencari internet
4. Alat komunikasi yang murah dan cepat
5. Media informasi dan promosi umum
6. Media untuk meng- counter kesalahan ummat
Kelebihan Internet sebagai Media Dakwah
Dibandingkan media dakwah yang lain, Internet memiliki tiga keunggulan. Pertama karena sifatnya yang never turn-off (tidak pernah dimatikan) dan unlimited access (dapat diakses tanpa batas). Internet memberi keleluasaan kepada penggunanya untuk mengakses dalam kondisi dan situasi apapun.
Kedua, Internet merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang ingin berdiskusi tentang pengalaman spiritual yang mungkin tidak rasional dan bila dibawa pada forum yang biasa akan mengurangi keterbukaannya. Para saintis biasanya merasa terbatasi oleh koridor ilmiah untuk mengekspresikan suatu pikiran atau pengalaman. Internet menyediakan ruang yang mengakomodasi keinginan mereka untuk merasa bebas membicarakan sesuatu yang di luar kelaziman ilmiah.
Ketiga, sebagian orang yang memiliki keterbatasan dalam komunikasi sering kali mendapat kesulitan guna mengatasi dahaga spiritual mereka. Padahal mereka ingin sekali berdiskusi dan mendapat bimbingan dari para ulama. Sementara itu ada sebagian orang yang ingin bertanya atau siap berdebat dengan para ulama untuk mencari kebenaran namun kondisi sering tidak memungkinkan. Internet hadir sebagai kawan (atau lawan) diskusi sekaligus pembimbing setia. Para ulama seharusnya dapat menggunakan internet sebagai media efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.